-->

Friday, March 3, 2017

Biografi Dr. Zakir Naik


Dr. Zakir Naik telah mengadakan banyak debat dan ceramah di seluruh dunia, ia biasa mengadakannya di Mumbai, India, dan setiap tahun sejak 2007 ia memimpin Konferensi Damai 10 hari di Somaiya Ground, Sion, Mumbai dengan cendekiawan lainnya, termasuk politikus Malaysia, Anwar Ibrahim pada 2008. 

Tahun 2004, Naik mengunjungi Selandia Baru dan kemudian ibu kota Australia atas undangan Islamic Information and Services Network of Australasia. Dalam konferensinya di Melbourne, menurut jurnalis Sushi Das, "Naik memuji superioritas moral dan spiritual Islam dan mencerca kepercayaan lain dan bangsa Barat secara umum", menambahkan bahwa kata-kata Naik "mendorong jiwa keterpisahan dan memperkuat pemisahan". 

Bulan 1 April 2005, Naik terlibat dalam debat dengan William Campbell, topiknya ialah Islam dan Kristen dalam konteks ilmu pengetahuan, di mana keduanya membicarakan dugaan kesalahan ilmiah di dalam kitab suci.

Khushwant Singh, seorang jurnalis India, mengatakan bahwa kata-kata Naik "kejam" dan "mereka jarang masuk debat tingkat sarjana perguruan tinggi, di mana kontestan bersaing dengan yang lainnya untuk memperoleh nilai terbaik".

Analis politik Khaled Ahmed menganggap bahwa Zakir Naik, menurut klaim superioritas Islam terhadap keyakinan religius lain, mempraktikkan apa yang ia sebut Orientalisme mundur. Dalam sebuah ceramah di Melbourne University, Naik mengatakan bahwa hanya Islam yang memberikan wanita kesamaan sejati. Ia menyatakan pentingnya penutup kepala dengan menganggap bahwa "pakaian Barat yang terbuka" membuat wanita lebih mungkin mengalami pelecehan seksual.

Tanggal 21 Januari 2006, Naik mengadakan sebuah dialog antaragama dengan Sri Sri Ravi Shankar. Acara ini mengenai konsep Tuhan dalam Islam dan Hinduisme, tujuannya ialah memberikan kesepahaman antara dua agama besar India, dan mengeluarkan kesamaan antara Islam dan Hinduisme, seperti bagaimana berhala dilarang. Diadakan di Bangalore, India dengan 50.000 orang memadati Palace Grounds.

Bulan August 2006, kunjungan dan konferensi Naik di Cardiff (Britania Raya) menjadi obyek kontroversi ketika MP (anggota parlemen) Wales David Davies meminta acaranya dibatalkan. Ia menyebutnya seorang 'penjual kebencian', dan mengatakan pandangannya tidak pantas memperoleh 'platform publik'; Muslim dari Cardiff, mempertahankan hak berbicara Naik di kota mereka. Saleem Kidwai, Sekretaris Jenderal Muslim Council of Wales, tidak setuju dengan Davies, menyatakan bahwa "orang-orang yang mengenalnya (Naik) tahu bahwa ia adalah salah satu orang paling tidak kontroversial yang pernah ada. Ia berbicara tentang kesamaan antar agama, dan bagaimana kita harus hidup selaras dengan mereka", dan mengundang Davies untuk membicarakan lebih jauh dengan Naik secara pribadi di konferensi ini. Konferensi tetap berjalan, setelah dewan Cardiff mengatakan bahwa mereka senang apabila ia tidak berceramah dengan pandangan ekstremis.

Setelah sebuah ceramah oleh Paus Benediktus XVI bulan September 2006, Naik menantang debat publik langsung dengannya, tetapi ditolak oleh Sri Paus.

Bulan November 2007, IRF mengadakan konferensi dan pameran Islam internasional 10 hari bertemakan Konferensi Damai di Somaiya Ground di Mumbai. Ceramah tentang Islam dilaksanakan Naik juga dua puluh cendekiawan Islam lainnya dari seluruh dunia.

Selama salah satu ceramahnya, Naik memprovokasi kemarahan di antara anggota komunitas Syiah di konferensi itu ketika ia menyebutkan kata-kata "Radhiyallah taa'la anhu" (berarti 'Semoga Allah mengampuninya') setelah menyebut nama Yazid I dan menyebutkan bahwa Pertempuran Karbala hanya berdasarkan politik. Lainnya mempercayai komentar ini disengaja.

Dalam terbitan 22 Februari 2009, Indian Express membuat daftar "100 Orang India Terkuat 2009" di antara satu miliar penduduk India, Zakir Naik masuk peringkat 82. Dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India", Zakir Naik ada di peringkat 3, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar, menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.

Dialog Terbuka
Biografi Zakir Naik - Zakir Naik telah mengadakan banyak debat dan ceramah di seluruh dunia, ia biasa mengadakannya di Mumbai, India, dan setiap tahunnya dimulai sejak 2007 ia memimpin Konferensi Damai 10 hari di Somaiya Ground, Sion, Mumbai dengan para cendekiawan lainnya, termasuk politikus yang berasal dari Malaysia, bernama Anwar Ibrahim pada tahun 2008.

Pada tahun 2004, Dzakir Naik mengunjungi Selandia Baru dan kemudian ke ibu kota Australia atas undangan Islamic Information and Services Network of Australasia. Dalam konferensinya di Melbourne, menurut jurnalis Sushi Das, "Naik memuji superioritas moral dan spiritual Islam dan mencerca kepercayaan lain dan bangsa Barat secara umum", menambahkan bahwa kata-kata Naik "mendorong jiwa keterpisahan dan memperkuat pemisahan".

Tanggal 1 April 2005, Dzakir Naik terlibat dalam acara debat dengan William Campbell, topiknya adalah Islam & Kristen dalam konteks ilmu pengetahuan (since), di mana keduanya membicarakan dugaan kesalahan ilmiah di dalam kitab suci masing masing.

Biografi Zakir Naik - Tanggal 21 Januari 2006, Dzakir Naik mengadakan sebuah dialog terbuka antaragama dengan tokoh besar Hindu Sri Sri Ravi Shankar. Acara ini dengan topik mengenai konsep Tuhan dalam Islam dan Hinduism, tujuan dari dialog ini adalah untuk memberikan kesepahaman antara dua agama besar yang ada di India ini dan menjelaskan persamaan dan perbedaan antara Islam dan Hinduism, sebagaimana halnya menyembah berhala itu dilarang. Acara ini Diadakan di Bangalore, India dengan hampir 50.000 orang yang datang memadati Palace Grounds.

Biografi Zakir Naik - Pada Bulan August 2006 atas kunjungan dan konferensi Zakir Naik di Cardiff (Britania Raya) menjadi obyek kontroversi ketika MP (anggota parlemen) bernama Wales David Davies meminta supaya acaranya dibatalkan. Ia menyebut Naik bahwa ia adalah seorang 'penjual kebencian', dan mengatakan bahwa pandangan Dzakir Naik tidak pantas memperoleh platform publik. Muslim dari Cardiff mempertahankan hak berbicara Dzakir Naik di kota mereka. Saleem Kidwai ia adalah Sekretaris Jenderal Muslim Council of Wales, tidak setuju dengan argumen Davies, Saleem Kidwai menyatakan bahwa "orang-orang yang mengenalnya ( Dzakir Naik) mengetahui bahwa ia adalah salah satu orang yang paling tidak kontroversial yang pernah ada. Ia berbicara tentang kesamaan antar agama, dan bagaimana kita harus hidup selaras dengan mereka, dan ia mengundang Davies untuk membicarakan lebih jauh dengan Dr. Zaik Naik secara pribadi di konferensi ini. Akhirnya, konferensi tetap berjalan, setelah dewan Cardiff mengatakan bahwa mereka senang jika ia tidak berceramah dengan pandangan ekstremis.

Setelah sebuah ceramah oleh Paus Benediktus XVI bulan September 2006, Zakir Naik mengajak untuk berdialog langsung dengannya di depan publik, tetapi ditolak oleh Sri Paus.

Dalam sebuah terbitan tanggal 22 Februari 2009, Indian Express membuat daftar "100 Orang India Terkuat 2009" di antara satu miliar lebih penduduk India, Dr. Zakir Naik masuk ke peringkat 82 orang yang memiliki pengaruh kuat di India dan dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India", DZakir Naik ada di peringkat ke 3, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar.

Itulah ulasan biografi singkat tentang Zakir Naik yang menjadi sorotan Barat, karena dakwahnya yang logis, bahasanya yang intelektual dan penyampaian yang komunikatif kepada setiap orang yang bertanya atau pun terhadap orang yang beradu argumen dengannya.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post